بسم الله الرحمن الرحيم
Mengenal Sosok Shahabiyah
Ummu Hisyam binti Haritsah, Bahagia dalam Dekapan Islam
Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang perjalanan hidup Ummu Hisyam, mari sejenak kita melihat keluarga yang terdiri dari orang-orang mulia. Ibunya Ummu Hisyam adalah Ummu Khalid binti Khalid bin Ya’isy al-Anshariyah, dari suku Malik. Ia masuk Islam dan berbaiat kepada Nabi. la wanita mulia yang sulit dicari bandingannya. Menikah dengan Haritsah bin Nu’man dari suku Najar; duda beranak dua (Ummu Kultsum dan Amatullah). Pernikahan ini kemudian dikaruniai beberapa anak: Abdullah, Abdurrahman, Saudah, Umrah, dan Ummu Hisyam.
Ummu Hisyam dan saudara-saudara perempuannya ikut pembaiatan kepada Nabi. Secara keseluruhan, anggota keluarga ini sudah masuk Islam. Ayah Ummu Hisyam adalah Haritsah bin Nu’man, tokoh sahabat tiada tandingan yang telah masuk Islam pada masa-masa awal. Dengan ikhlas, ia menawarkan tempat tinggalnya untuk ditempati Rasulullah.
Saat itu, Haritsah memiliki beberapa rumah yang dekat dengan tempat tinggal Nabi ketika di Madinah. Setiap keluarga Nabi bertambah, maka Haritsah memberikan satu demi satu rumahnya. Sejarawan Yakut al-Hamawi menyebutkan akan kemurahan Haritsah sampai ia rela memberikan rumah-rumahnya kepada Nabi, “Orang yang pertama kali memberikan tanah dan rumahnya kepada Nabi adalah Haritsah bin Nu’man.”
Rasulullah Pernah Mendengar Suara Haritsah di Surga
Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah bersabda, “Aku tidur dan bermimpi berada di surga. Aku mendengar suara orang laki-laki membaca Al-Qur’an. Aku bertanya, “Siapa orang ini?” Para Malaikat menjawab, “Ini adalah Haritsah bin Nu’man.” Lalu Rasulullah berkata kepada Aisyah, “Itulah pahala kebajikan, itulah pahala kebajikan.”
Nu’man adalah orang yang paling berbakti kepada ibunya. Aisyah berkata, “Ada dua orang sahabat Nabi yang merupakan orang paling berbakti kepada ibunya; Utsman bin Affan dan Haritsah bin Nu’man. Utsman berkata, “Aku tidak bisa mengingat wajah ibuku sejak aku masuk Islam.”
Sedangkan Haritsah selalu menyuapi ibunya ketika makan dan selalu menaati semua perintah ibunya. Jika ia tidak memahami perintah ibunya, ia bertanya kepada orang yang ketika itu bersama mereka, tanpa sepengetahuan ibunya.”
Malaikat Jibril Menjawab Salam yang Diucapkan Haritsah
Haritsah bin Nu’man menceritakan, “Aku lewat di dekat Rasul. Saat itu malaikat Jibril duduk bersamanya. Aku mengucap salam kepada beliau, lalu aku berlalu. Ketika aku kembali dan Nabi juga sudah beranjak dari tempat duduknya tadi, beliau berkata, “Apa kamu tahu yang bersamaku tadi? ” Aku jawab, “Ya.” Beliau bersabda, ” Ia itu Jibril. Dan ia tadi telah menjawab salammu.”