Kita Ini Hamba Allah !
Amalkan Ilmu Agar Allah Berikan Hidayah Taufik !
بسم الله الرحمن الرحيم
Di zaman keemasan Islam, banyak ahli ilmu yang muncul di berbagai bidang, termasuk di bidang kedoktoran. Salah satu ahli ilmu terkemuka di bidang ini adalah Al-Din Abu Al-Hasan Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi, yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Nafis. Lahir pada tahun 1213 di kota Damaskus, Ibnu Nafis membesar di sana hingga usia dewasa.
Sebagai seorang ilmuwan Muslim hebat, Ibnu Nafis memulai pendidikannya dengan mempelajari Al-Qur’an dan menjadi penghafalnya. Selanjutnya, beliau belajar membaca dan menulis hadis serta bahasa Arab. Bagi Ibnu Nafis, Al-Qur’an adalah ilmu dasar yang harus dikuasai sebelum mempelajari bidang lainnya. Ia meyakini bahwa pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur’an dapat memperkuat keimanan, dan ini pula yang memberi dorongan bagi para ilmuwan Muslim untuk menghasilkan karya-karya bermanfaat.
Setelah mempelajari ilmu dasar, Ibnu Nafis menempuh pendidikan di bidang kedoktoran dengan belajar dari salah seorang gurunya, Muhalthab al-Din Abd al-Rahim. Selama masa pendidikannya, Ibnu Nafis juga belajar ilmu hukum Islam, sehingga ia menjadi seorang pakar di bidang kedoktoran dan ilmu hukum Islam. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ibnu Nafis pindah ke Mesir dan bekerja di rumah sakit al-Nassir di Kaherah. Di sinilah ia menunjukkan keahliannya di bidang kedoktoran dan akhirnya dilantik sebagai ketua rumah sakit.
Sebagai seorang doktor, Ibnu Nafis tidak pernah berhenti belajar. Ia terus melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data yang dapat memperkaya ilmunya. Salah satu penemuan terbesarnya adalah penjelasan yang sangat tepat mengenai paru-paru, saluran pernapasan, dan interaksi antara saluran udara dan darah dalam tubuh manusia.
Ibnu Nafis juga menjelaskan fungsi pembuluh arteri dalam jantung sebagai saluran masuk darah bagi otot jantung. Penemuan terbesarnya, bagaimanapun, adalah ilmu peredaran darah di paru-paru, yang dianggap sebagai salah satu penemuan terbesar dalam sejarah kedoktoran. Berkat penemuannya ini, Ibnu Nafis dianggap sebagai tokoh pertama dalam ilmu peredaran darah, sebuah sumbangan besar bagi perkembangan ilmu kedoktoran pada abad XVI. Selain memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam di bidang kedoktoran, Ibnu Nafis juga memiliki karakter Islami yang kuat. Ia tidak mudah terpengaruh oleh pemikiran Barat dan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.
Ya Allah, ampuni, selamatkan dan bahagiakan kaum Muslimin di dunia dan akhirat…
Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari penyakit kusta, gila, dan corona dan dari segala macam buruknya penyakit…
“Photograph of statue of Ibn Al Nafis” by Wikipedia Common CC BY-SA 3.0